Selasa, 28 Februari 2012

DIAGNOSA KEPERAWATAN NUTRISI LEBIH DARI KEBUTUHAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN
NUTRISI LEBIH DARI KEBUTUHAN


  1. DEFINISI
Nutrisi lebih dari kebutuhan merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan. Atau keadaan individu yang mengalami kelebihan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolic.
Nutrisi yang lebih dari kebutuhan individu dapat menyebabkan kegemukan/obesitas/berat badan lebih  seiring dengan meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat, jumlah penderita kegemukan (overweight) dan obesitas cenderung meningkat. Di Indonesia, masalah kesehatan yang diakibatkan oleh gizi lebih ini mulai muncul pada awal tahun 1990-an. Peningkatan pendapatan masyarakat pada kelompok sosial ekonomi tertentu, terutama di perkotaan, menyebabkan adanya perubahan pola makan dan pola aktifitas yang mendukung terjadinya peningkatan jumlah penderita kegemukan dan obesitas (Sunita Almatsier, 2004).
  1. ETIOLOGI
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya nutrisi yang berlebihan seperti faktor lingkungan, psikis, kesehatan, perkembangan dan aktivitas fisik, yang akan dijelaskan sebagai berikut :
Faktor lingkungan seseorang memegang peranan yang cukup berarti, lingkungan ini termasuk pengaruh gaya hidup dan bagaimana pola makan seseorang. Kusumawardhani(2006:206-207) mengungkapkan bahwa pola makanan seseorang ada yang disebut food addiction dan food abuser. Food addiction adalah pola makan yang berlebihan. Food abuser tidak sama dengan food addiction. Food abuser adalah pola makan yang berlebih dalam periode tertentu karena mereka menyukai makanan tersebut, kecintaan makanan ini dapat berlanjut menjadi obesitas. Pada food abuser ini akan menjadi ketagihan secara emasional apabila digunakan dalam mengendalikan stress, mood dan rasa kehilangan.
Menurut Zainun(2002) faktor psikis adalah apa yang ada didalam pikiran seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan seseorang dalam mengatur pola makanannya. Aktivitas fisik, Orang-orang yang mengkonsumsi makanan kaya akan lemak dan kurang melakukan aktivitas fisik atau jarang berolahraga akan cenderung mengalami obesitas karena tidak adanya keseimbangan antara asupan yang masuk dan energi yang keluar.
Kerusakan Pada Salah satu Bagian Otak

Sistem pengontrol yang mengatur perilaku makan terletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus –sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain dari otak dan kelenjar dibawah otak. Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah dari daerah lain pada otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsur kimiawi dari darah.

Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan (awal atau pusat makan); hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas merintangi nafsu makan (pemberhentian atau pusat kenyang). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka individu menolak untuk makan atau minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa diberi makan dan minum (diberi infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan.
Pola Makan Berlebihan

Orang yang kegemukan lebih responsif dibanding dengan orang berberat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan, atau saatnya waktu makan. Orang yang gemuk cenderung makan bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan berlebih inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kegemukan jika sang individu tidak memiliki kontrol diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan.

Kurang Gerak/Olahraga

Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap pengendalian berat tubuh. Pengeluaran energi tergantung dari dua faktor :
1) tingkat aktivitas dan olah raga secara umum;
2) angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh.
Dari kedua faktor tersebut metabolisme basal memiliki tanggung jawab dua pertiga dari pengeluaran energi orang normal.

Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi satu pertiga pengeluaran energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang memiliki kelebihan berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Pada saat berolahraga kalori terbakar, makin banyak berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung mempengaruhi sistem metabolisme basal. Orang yang duduk bekerja seharian akan mengalami penurun metabolisme basal tubuhnya. Kekurangan aktifitas gerak akan menyebabkan suatu siklus yang hebat, obesitas membuat kegiatan olah raga menjadi sangat sulit dan kurang dapat dinikmati dan kurangnya olah raga secara tidak langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh orang tersebut. Jadi olah raga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolis normal.

Patofisiologi

Pada penderita obesitas makanan masuk kedalam tubuh dengan jumlah makanan yang lebih besar daripada yang dipakai oleh tubuh untuk energi. Makanan berlebihan baik lemak, karbohidrat atau protein, kemudian disimpan sebagai lemak dalam jaringan adipose yang kemudian akan dipakai sebagai energi. Jumlah energi (dalam bentuk makanan) yang memasuki tubuh lebih besar daripada jumlah energi yang keluar, maka berat badan akan meningkat.(Anwar:2005)


No.
SYMPTON
ETIOLOGI
PROBLEM

Data Subyektif (DS) :
  • Pasien mengatakan berat badan (BB) naik.
  • Pasien mengatakan makan lebih dari 3x/hari dengan porsi yang lebih.
  • Pasien mengatakan aktivitas menurun.
  • Pasien mengatakan sering makan-makanan ringan setiap hari.
Data objektif (DS) :
  • Pasien tampak gemuk
  • Tampak lipatan kulit trisep lebih dari 20 mm.
  • TD : 140/90 mmHg ;RR : 30x/menit.
Pola makan berlebihan/tidak seimbang.
Nutrisi lebih dari kebutuhan

Diagnosa:
Nutrisi lebih dari kebutuhan b/d pola makan berlebihan/tidak seimbang d/d BB naik, makan lebih dari 3x/hari dengan porsi lebih, aktivitas menurun, makan-makanan ringan setiap hari, tampak gemuk, lipatan kulit trisep lebih dari 20 mm, TD : 140/90 mmHg, RR : 30x/menit.


DAFTAR PUSTAKA
www.pustakakeperawatan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar